Kamis, 13 Februari 2014

Review FIlm



Review – After Earth (2013)
Sutradara : M. Night Shyamalan
Produser : Caleeb Pinkett, Will Smith, James Lassiter
Penulis Naskah : Gary Whitta, Stephen Gaghan
Pemain : Will Smith, Jaden Smith, Isabelle Fuhrman
Genre : Action, Fiksi
Studio : Relativity Media, Overbrook Entertainment, Blinding Edge Pictures
Distribusi : Columbia Pictures
Tanggal Rilis : 7 Juni 2013

After Earth punya kombinasi maut; Sci-fi post apocalyptic yang mahal, Hitchock from India, M. Night Shyamalan dan magnet box office, Will Smith. Tetapi tunggu dulu, Shyamalan? Bukankah orang ini kariernya sudah habis paska adaptasi live action The Last Airbender yang mengecewakan itu? Namun rupanya seperti saya, Will Smith sang empunya ide cerita yang juga duduk di bangku produser masih percaya bahwa Shyamalan belum kehilangan sentuhannya. Tetapi After Earth berada di ranah fiksi ilmiah, jauh dari kebiasaan Shyamalan sebelumnya yang suka mengejutkan kita di thriller misterinya yang simpel namun menusuk itu. Dan kamu tahu kan apa yang terjadi ketika ia mencoba menyeleweng, ya, The Last Airbender  yang…., ah, sudahlah.

Setting After Earth berada di 1000 tahun di masa depan setelah bencana besar lingkungan hidup yang memaksa manusia pergi meninggalkan bumi yang tercemar menuju dunia baru yang mereka sebut Nova Prime. Di sini ada Jenderal Cypher Raige (Will Smith), pemimpin pasukan penjaga perdamaian tanpa rasa takut yang bertugas membasi semua Ursas (alien ganas pemangsa manusia) yang hendak menguasai Nova Prime. Lalu suatu hari sebelum memutuskan untuk pensiun, Cypher bersama putranya, Kitai Raige (Jaden Smith) melakukan ekspedisi terakhir, sayang seperti yang kamu lihat dalam traillernya, ekspedisi itu tidak berakhir baik. Pesawat yang ditumpangi keduanya mengalami kecelakaan hebat, membuat mereka kemudian terdampar di bumi yang liar.


Jadi untuk kedua kalinya Shymalan mencoba genre baru di luar zona nyamannya. Setelah fantasi petualangan, sekarang fiksi ilmiah, dan kali ini ia punya dukungan lebih besar bernama Will Smith dari sekedar adaptasi kartun anak-anak plus budget raksasa. Sekilas, dari kulit luarnya After Earth tampak begitu megah dengan balutan setting futuristiknya, lengkap dengan alien ganas dan space ship canggih, tetapi di balik segala kemewahan fiksi ilmiah hi-tech dan tema survival-nya ini sebenarnya adalah sebuah konsep drama sederhana tentang hubungan ayah-anak yang kental dengan elemen coming of age dan filosofi tentang bagaimana menghadapi ketakutan terbesarmu, ya, dalam memang, mengingatkan saya pada The Road yang gersang namun menyentuh itu, hanya saja kamu akan lebih banyak menemukan lebih banyak flora dan fauna di sini dan lebih sedikit sisi emosional.

Saya suka konsepnya, tetapi fakta di lapangan berkata lain. Dengan kemampuannya sebagai seorang storyteller sehandal Shymalan semestinya bisa menghadirkan kedalaman yang cukup untuk menghadirkan lebih di sisi sentimentilnya, tetapi yang terjadi terasa begitu datar tidak ada chemistry kuat antara ayah dan anak (padahal keduanya diperankan oleh ayah dan anak di dunia nyata), ini bisa jadi dikarenakan mereka hampir tidak pernah berada dalam satu frame plus karkaterisasi Will Smith yang mengharuskannya membuang semua emosinya. 

Fokus utamanya berada pada karkater Kitai dengan masa lalu kelam yang jujur saja sedikit menyebalkan buat saya, khususnya pada separuh pertama dengan segala kelakukannya  yang semau sendiri, tetapi seperti kebanyakan coming of age, karkater Kitai kemudian belajar menjadi dewasa dalam perjalannnya mengarungi bahaya untuk menyelamatkan dirinya dan juga ayahnya, nah, sayangnya bagian penting satu ini tidak teralalu mulus digarap Shymalan, antara terlalu lama dan terseok-seok dalam bergerak dan elemen aksi dan survival yang tidak pernah menjadi sebuah sajian yang “Wow”, tidak peduli ketika ia diam-diam juga menyelipkan pesan-pesan spiritual melalui simbolisasi terselubung, yang ada malah membuat semuanya menjadi serba nanggung, lamban dan membosankan. Dan untuk film dengan biaya produksi sebesar ini, After Earth tampak kedodoran dalam menghadirkan spesial efek yang sesuai dengan harga-nya, meskipun ya, lanskap yang dihadirkan memang cukup menyejukan mata dengan segala pemandangan yang serba hijau.

Will Smith yang terinspirasi oleh acara televis, I Shouldn’t Be Alive sebenarnya sudah memberikan Shyamalan sebuah konsep fiksi ilmiah yang menarik melalui After Earth yang bersetting tentang kehancuran bumi dengan tema tebal hubungan ayah-anak dan sebuah petualangan bertahan hidup mendebarkan serta perjalanan spiritual dalam mencari kedewasaan diri, tapi semuanya terasa percuma ketika  Shyamalan tampak tidak terlalu percaya diri untuk membawanya ke mana? Yang terjadi kemudian After Earth malah terjebak antara drama tanpa emosi dan fiksi ilmiah yang kurang garam.

Kelebihan
-          Film ini memiliki alur cerita yang menarik dan tak terduga
-          Film ini memiliki akhir yang menyentuh
-          Film ini sangatlah menarik dari segi cerita dan pengambilan gambar
-          Didalam film ini terdapat rasa kekluargaan antara ayah dan anak
Kekurangan
-          Terdapat cerita yang membingungkan dan menggantung
-          Banyak adegan yang menurut saya tidak penting di dalam film ini
-          Film ini kontroversional

Kesimpulan
Menurut saya film ini cukup bagus dan saya merekomendasikannya untuk di tonton tapi ada beberapa keganjalan difilm ini dan memiliki twist (akhir yang tak terduga), dan dari point 10 saya memberikan filn ini point 7,5 jadi nilai film ini menurut saya 7,5/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar