Review –
After Earth (2013)
Sutradara :
M. Night Shyamalan
Produser : Caleeb Pinkett, Will Smith, James Lassiter
Penulis Naskah : Gary Whitta, Stephen Gaghan
Pemain : Will Smith, Jaden Smith, Isabelle Fuhrman
Genre : Action, Fiksi
Studio : Relativity Media, Overbrook Entertainment, Blinding Edge Pictures
Distribusi : Columbia Pictures
Tanggal Rilis : 7 Juni 2013
Produser : Caleeb Pinkett, Will Smith, James Lassiter
Penulis Naskah : Gary Whitta, Stephen Gaghan
Pemain : Will Smith, Jaden Smith, Isabelle Fuhrman
Genre : Action, Fiksi
Studio : Relativity Media, Overbrook Entertainment, Blinding Edge Pictures
Distribusi : Columbia Pictures
Tanggal Rilis : 7 Juni 2013
After
Earth punya
kombinasi maut; Sci-fi
post apocalyptic yang mahal, Hitchock from India, M. Night Shyamalan
dan magnet box office,
Will Smith. Tetapi tunggu dulu, Shyamalan? Bukankah orang ini kariernya sudah
habis paska adaptasi live
action The Last Airbender yang mengecewakan itu? Namun rupanya
seperti saya, Will Smith sang empunya ide cerita yang juga duduk di bangku
produser masih percaya bahwa Shyamalan belum kehilangan sentuhannya. Tetapi After Earth berada di
ranah fiksi ilmiah, jauh dari kebiasaan Shyamalan sebelumnya yang suka
mengejutkan kita di thriller misterinya yang simpel namun menusuk itu. Dan kamu
tahu kan apa yang terjadi ketika ia mencoba menyeleweng, ya, The Last Airbender
yang…., ah, sudahlah.
Setting
After Earth
berada di 1000 tahun di masa depan setelah bencana besar lingkungan hidup yang
memaksa manusia pergi meninggalkan bumi yang tercemar menuju dunia baru yang
mereka sebut Nova Prime. Di sini ada Jenderal Cypher Raige (Will Smith),
pemimpin pasukan penjaga perdamaian tanpa rasa takut yang bertugas membasi
semua Ursas
(alien ganas pemangsa manusia) yang hendak menguasai Nova Prime. Lalu suatu
hari sebelum memutuskan untuk pensiun, Cypher bersama putranya, Kitai Raige
(Jaden Smith) melakukan ekspedisi terakhir, sayang seperti yang kamu lihat
dalam traillernya, ekspedisi itu tidak berakhir baik. Pesawat yang ditumpangi
keduanya mengalami kecelakaan hebat, membuat mereka kemudian terdampar di bumi
yang liar.
Jadi
untuk kedua kalinya Shymalan mencoba genre baru di luar zona nyamannya. Setelah
fantasi petualangan, sekarang fiksi ilmiah, dan kali ini ia punya dukungan
lebih besar bernama Will Smith dari sekedar adaptasi kartun anak-anak plus budget raksasa. Sekilas,
dari kulit luarnya After
Earth tampak begitu megah dengan balutan setting futuristiknya,
lengkap dengan alien ganas dan space
ship canggih, tetapi di balik segala kemewahan fiksi ilmiah hi-tech dan tema survival-nya ini
sebenarnya adalah sebuah konsep drama sederhana tentang hubungan ayah-anak yang
kental dengan elemen coming
of age dan filosofi tentang bagaimana menghadapi ketakutan
terbesarmu, ya, dalam memang, mengingatkan saya pada The Road yang gersang namun menyentuh
itu, hanya saja kamu akan lebih banyak menemukan lebih banyak flora dan fauna
di sini dan lebih sedikit sisi emosional.
Saya
suka konsepnya, tetapi fakta di lapangan berkata lain. Dengan kemampuannya
sebagai seorang storyteller
sehandal Shymalan semestinya bisa menghadirkan kedalaman yang cukup untuk
menghadirkan lebih di sisi sentimentilnya, tetapi yang terjadi terasa begitu
datar tidak ada chemistry
kuat antara ayah dan anak (padahal keduanya diperankan oleh ayah dan anak di
dunia nyata), ini bisa jadi dikarenakan mereka hampir tidak pernah berada dalam
satu frame plus karkaterisasi Will Smith yang mengharuskannya membuang semua
emosinya.
Fokus utamanya berada pada karkater Kitai dengan masa lalu kelam yang
jujur saja sedikit menyebalkan buat saya, khususnya pada separuh pertama dengan
segala kelakukannya yang semau sendiri, tetapi seperti kebanyakan coming of age, karkater
Kitai kemudian belajar menjadi dewasa dalam perjalannnya mengarungi bahaya
untuk menyelamatkan dirinya dan juga ayahnya, nah, sayangnya bagian penting
satu ini tidak teralalu mulus digarap Shymalan, antara terlalu lama dan
terseok-seok dalam bergerak dan elemen aksi dan survival yang tidak pernah
menjadi sebuah sajian yang “Wow”, tidak peduli ketika ia diam-diam juga
menyelipkan pesan-pesan spiritual melalui simbolisasi terselubung, yang ada
malah membuat semuanya menjadi serba nanggung,
lamban dan membosankan. Dan untuk film dengan biaya produksi
sebesar ini, After Earth
tampak kedodoran dalam menghadirkan spesial efek yang sesuai dengan harga-nya,
meskipun ya, lanskap yang dihadirkan memang cukup menyejukan mata dengan segala
pemandangan yang serba hijau.
Will
Smith yang terinspirasi oleh acara televis, I Shouldn’t Be Alive
sebenarnya sudah memberikan Shyamalan sebuah konsep fiksi ilmiah yang menarik
melalui After Earth
yang bersetting tentang kehancuran bumi dengan tema tebal hubungan ayah-anak
dan sebuah petualangan bertahan hidup mendebarkan serta perjalanan spiritual
dalam mencari kedewasaan diri, tapi semuanya terasa percuma ketika
Shyamalan tampak tidak terlalu percaya diri untuk membawanya ke mana? Yang
terjadi kemudian After
Earth malah terjebak antara drama tanpa emosi dan fiksi ilmiah yang
kurang garam.
Kelebihan
-
Film
ini memiliki alur cerita yang menarik dan tak terduga
-
Film
ini memiliki akhir yang menyentuh
-
Film
ini sangatlah menarik dari segi cerita dan pengambilan gambar
-
Didalam
film ini terdapat rasa kekluargaan antara ayah dan anak
Kekurangan
-
Terdapat
cerita yang membingungkan dan menggantung
-
Banyak
adegan yang menurut saya tidak penting di dalam film ini
-
Film
ini kontroversional
Kesimpulan
Menurut
saya film ini cukup bagus dan saya merekomendasikannya untuk di tonton tapi ada
beberapa keganjalan difilm ini dan memiliki twist (akhir yang tak terduga), dan
dari point 10 saya memberikan filn ini point 7,5 jadi nilai film ini menurut
saya 7,5/10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar